Pernah ngerasa suka banget sama
mata pelajaran matematika. Suka kalau dapet hasilnya dan itu benar, tapi suka
juga kalau ternyata hasilnya salah dan gue harus ngulang lagi sampai dapat
jawaban yang benar. Terus belakangan ini lagi suka sama channel Youtube-nya
Jerome Pollin yang bernama Nihonggo Mantappu. Singkat cerita dia adalah orang
Indonesia yang berhasil dapat beasiswa untuk kuliah S1 di Jepang dan jurusannya
itu matematika.
Beberapa kali liat video dia yang
bertemakan battle matematika, kayak ngerasa “dulu gue bisa nih ngerjain
soal begini”. Hahaha, iya duluu. Jaman SMK. Sekarang karena sudah nggak dilatih
lagi, ya sudah lupa sama rumus-rumusnya.
Gue mau cerita sedikit kenapa
sebenarnya matematika tidak sesusah dan semenakutkan seperti yang dibayangan
siswa-siswa pada umumnya. Jadi dulu, bokap gue pernah bilang begini, “Matematika
itu ilmu pasti. Kamu pasti nemuin jawabannya.” That’s why gue suka
matematika dibandingkan sejarah atau geografi. Jelas banget kan, matematikan
itu ilmu pasti dimana 1+1=2 dan disetiap soal matematika itu pasti bisa didapet
jawabannya. Kalau (missal) sejarah dan lo lupa sama jawabannya ya sudah gitu,
lu gak bakalan bisa jawab itu soal. Tapi kalo matematika, misal lu lupa
rumusnya, lu pasti masih bisa puter otak gimana dapetin jawabnnya (re: bukan
puter otak untuk nyari tahu jawaban orang lain, ya!).
Tapi anehnya di gue adalah, gue
gak mau kuliah di jurusan matematika. Malah gue mau ambil kuliah di jurusan Sastra
Bahasa Indonesia. Dimana untuk masuk jurusan sastra, mata pelajaran yang
diteskan adalah SOSHUM (Sosial dan Humaniora) yang isinya kalian tahu sendiri
lah, ya. Tapi sayangnya, karena emang gue orang yang cukup susah untuk menghafal
sesuatu. Gue gagal untuk masuk PTN yang gue incer jurusan sastra Bahasa
Indonesianya. Malah geu masuk kampus swasta di jurusan Sistem Informasi. ASLI
NGGAK NYAMBUNG!! WKWKWK
Tapi sekali lagi, gue selalu
ngerasa bahwa Allah menempatakan gue di posisi sekarang pasti ada maksud dan
tujuannya, dimana semua itu adalah demi kebaikan gue.
Tapi lagi, akhir-akhir ini gue
lagi ngerasa mulai mau mundur dari dunia programing. Gue mulai ngerasa
“kayaknya gue gak cocok deh sama dunia programming begini”. Gue bukan
mau jadi orang yang tidak bersyukur karena Allah sudah ngasih jalan yang mudah
banget untuk gue bisa dapet pekerjaan yang sesuai dengan jurusan saat kuliah.
Tapi entah kenapa belakang ini gue mulai ngerasa, gue nggak bisa beradaptasi
dengan pekerjaan ini.
Beberapa hal yang bisa gue
jadikan “alesan” kenapa gue masih ngerasa nggak cocok dengan pekerjaan sebagai programmer,
diantaranya:
1. Gue
udah mulai mencicipi dunia karyawan dari tahun 2017 awal, dan dari tahun itu
gue dapat pekerjaan yang berhubungan dengan nyusun dokumen, minta tanda tangan
atasan, nyusun data, berhubungan dengan orang yang emang bersangkutan dengan
kerjaan gue gitu. Dan di tempat yang sekarang, gue juga berhubungan dengan
orang yang emang bersangkutan juga sama pekerjaan, tapi sangat amat berbeda
dari pengalaman kerja yang sudah gue lakuin sebelumnya.
2. Terus
juga kalau di pekerjaan gue sebelumnya, gue bekerja hanya dari jam 8 samapai
jam 5 sore. Setelah itu, semua yang berhubungan kerjaan nggak gue sentuh lagi
(kecuali memang kalau ada lembur). Tapi di dunia programing ini, udah
jam pulang pun kadang-kadang masih ngurusin pekerjaan. Mending, lah kalau
begitu. Hari libur pun gue kadang masih ngerjain tugas. Jadi kayak hidup gue
gak asik banget gitu lho. Masih dihantui pekerjaan dimana-mana. Hahahaha
3. Dunia
programingr itu luuuaasss banget. Kalau di dunia per-admin-nan mah, ya
lu paham apa yang emang jadi tugas lu, ya itu terus yang bakalan lu kerjain
seterusnya. Kalau jadi programmer, lu hari ini nemuin issue A,
besok bisa-bisa yang ditemuin issue B, jadi kayak “gak pernah habis
untuk terus belajar dan nemuin hal baru”. Bagus, sih. Tapi gue ngerasa gak bisa
aja kalo gitu. Gue suka yang pasti-pasti, gitu. Jangan hari ini A, besok B,
besok-besoknya bisa-bisa balik ke A lagi. Kayak gue suka matematika, karena
matematika adalah ilmu pasti. Nah itu, gue suka yang pasti-pasti.
4. Ini
berhubungan dengan hobi, sih. Jadi gue punya hobi baru selain menulis yaitu face
painting. Dan ketika gue ngelakuian hal tersebut, gue ngerasa nyaman
banget. Karena menulis dan face painting memiliki persamaan, yaitu
sama-sama “hanya gue yang mengerjakannya hingga finish”. Memang jadi programmer
juga gitu, ngerjain misal satu modul sendiri sampe modul itu sukses dan sesuai
keinginan user, tapi dalam mengerjakan satu modul itu, seorang programmer
tetap bakalan berhubungan dengan beberapa orang, entah itu ke orang yang
mengang data base, atau orang dibagian dev-ops, atau bahkan
bakalan berhubungan dengan PM-nya. Jadi beda gitu. Hahaha
Di atas itu hanya alasan-alasan
gue yang sekarang mulai ngerasa tidak nyaman di dunia programing. Dan
karena di kantor gue yang sekarang gue sudah tanda tangan kontrak 2 tahun
(berakhir di Agustus 2021) dan mau tidak mau gue harus tetap stay di
dunia pekerjaan ini. Tapi bisa jadi suatu saat nanti gue berubah pikiran. Bisa
jadi Anjar di 2020, sudah menjadi Anjar yang suka dengan dunia programming.
Bisa jadi Anjar di 2020 sudah menjadi seorang yang sudah hafal mana yang harus
diperbaiki jika terjadi issues yang sebenarnya memang bisa dipahami dan
diselesaikan. Bisa jadi di 2020, gue malah jadi seorang programmer yang
juga sebagai selebgram dari hobi face painting, so dua-duanya
bisa jalan bersamaan dan saling menguntungkan. Aamiinn
Karen kita tidak pernah tahu
bagaimana Allah merencanakan hidup kita. Yang hanya harus kita lakukan adalah
menjalaninya sepenuh hati, menjalaninya dengan rasa ikhlas dan sabar, dan
pastinya do the best, tapi tetap tidak lupa harus semakin mendekatkan
diri ke Allah. Dan juga, harus memperbaiki hubungan dengan-Nya. Karena yang gue
yakini adalah jika kita memperbaiki agama di hidup kita, insyaAllah Allah akan
memperbaiki hidup kita juga.
Hehehehe
Namanya juga masih belajar, nggak
apa-apa mengeluh tapi yang wajar. Jangan terus menerus.
Nggak apa-apa untuk merasa bosan
dan mengambil cuti untuk menyegarkan pikiran, tapi jangan sering-sering.
Nggak apa-apa untuk menangis,
tapi jangan kebanyakan.
Intinya sayangi dirimu, cintai
dirimu, dan senantiasa perbaiki dirimu.
Semangat para pencari cuan!!
Xoxo,
@diianjar
(Diah Ayu Anjarwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar