Menurut Kamus Besar Bahas
Indonesia (KBBI) cemburu memiliki 2 artian, yaitu:
- Merasa tidak atau kurang senang melihat orang lain beruntung dan sebagainya; sirik.
- Kurang percaya; curiga (karena iri hati).
Kalau dilihat dari atri-arti di
atas, jauh sekali dari yang namanya cinta, ya? Tapi menurut KBBI cinta memiliki
4 pengertian, yaitu:
- Suka sekali; sayang benar.
- Kasih sekali; terpikat.
- Ingin sekali; berharap sekali; rindu.
- Susah hati (khawatir); risau
See? Pengertian dari cinta yang nomor 4 erat seklai dengan
pengertian dari cemburu, bukan?
Menurut gue sih, cinta itu
cemburu sampai tua. Mengapa? Karena bagi sebagaian yang memerhatikan (re:
seperti gue yang tidak merasakan cemburu tapi merasa bahwa kalau ada orang yang
sedang cemburu itu lucu) sikap dari orang yang cemburu itu sangat menunjukan
betapa ia mencintai pasangannya. Ia terlalu iri, terlalu sirik dengan
orang-orang yang terlihat terlalu dekat dengan pasangannya. Yang bisa saja
orang itu akan menghancurkan hubungan mereka.
Pasti ada yang bilang, “cemburu sih boleh
saja, tapi dibatas wajar, lah!”
Sekarang gue tanya, batas
wajarnya cemburu itu seperti apa sih?
“Ya dia kan tau itu cewek/cowok
yang deket sama gue kan temen sekelas/temen ekskul/temen komunitas.”
Pertanyaan lagi, “Emang hubungan
awal kalian, kalian itu sebagai apa? Saudara sepupu? Ibu sama anak? Nggak, kan?
Kalian mungkin dulunya adalah teman sekelas, se-ekskul, sehobi, atau “se-se”
lainnya yang membuat kalian menjadi intens bertemu lalu timbul cinta.”
Nggak perlu dijelasin lah, ya,
kelanjutan dari kalimat di atas.
Kalaupun timbul sebuah
“pembelaan” lagi seperti, “masa dia cemburu sama orang yang baru gue liat di
jalan, nggak pantes banget, lah!”
EHEM! Itu menurut gue sih udah
jelas banget, yaa siapa yang salah?
Pasti pasangan yang “membela
diri” itu yang melakukan sesuatu sampai membuat pasangannya merasa cemburu.
Coba, kalau yang lewat nenek-nenek atau kakek-kakek, apa pasangan “pembela
diri” itu akan “main mata” yang mengakibatkan cemburu? Nggak perlu dijawab,
pasti sama jawabannya.
Lantas, batas wajar dari cemburu
itu apa? Anyone can answer my question ?
***
Cinta itu cemburu sampai tua.
Gue punya satu kisah yang membuat
gue sampai mengucapkan kalimat itu, “Cinta itu cemburu sampai tua”.
Jadi, di kantor gue ada salah
satu pekerja yang sudah cukup tua, karena beliau memang sudah memiliki cucuk, yups beliau sudah menyandang predikat
“Kakek”.
Singkat cerita, istri dari si
kakek itu tiba-tiba ngelabrak salah
satu rekan kerja gue lainnya. Dengan landasan bahwa suaminya pernah telponan
dan sms-an sama wanita itu. Padahal seisi kantor pun tahu, kalau kami saling
telponan atau bertukar pesan pun hanya mengenai pekerjaan, tidak lebih. Apalagi
wanita itu cukup muda, baru punya 1 anak.
Istri si kakek pun mengirim pesan
yang cukup kasar kepada wanita yang menurutnya seorang pelakor (perebut laki orang). Karena si wanita merasa tidak kenal
dengan nomor si nenek itu, tidak dibalaslah itu pesan. Sampai akhirnya si nenek
menelfon si wanita. Bicara cukup kasar dengan nada yang cukup keras, tuduhan
pun dilontarkan si nenek tanpa tahu yang sebenarnya dari sisi si wanita itu.
Akhirnya, setelah perdebatan yang
cukup tenang (karena si wanita pembawaan sikapnya memang selalu tenang, susah
dipancing emosinya), mereka pun saling berbaikan dan si nenek pun tahu yang
sebenarnya terjadi dan meminta maaf pula ke si wanita itu.
Intinya, salah nggak sih si nenek
masih cemburu kepada wanita yang sempat bertelfonan dengan suaminya jika
dilihat mereka sudah menikah puluhan tahun?
Salah nggak, sih, rasa cemburu
itu?
Mungkin ada orang yang
berpendapat, “Itu mungkin karena si kakek pernah berbuat sesuatu yang sampai
mengakibatkan si nenek cemburu buta seperti itu.”
Nggak perlu fokus ke hal-hal yang
menyebabkan rasa cemburu itu timbul, fokuslah kepada perasaan si nenek yang
masih cemburu melihat suaminya kontakan dengan wanita lain. Bayangkan, betapa
cintanya si nenek kepada si kakek.
***
Cinta itu cemburu sampai tua.
Tidak pelu kamu selalu berbuat
manis kepada ku.
Tidak perlu kamu mengukur sedalam apa cintaku.
Lihat saja dari cara aku cemburu.
BJika kamu melihat aku cemburu biarkan saja aku merasakannya.
Anggap saja aku sedang menunjukan
cintaku.
Jangan hindarkan aku untuk
merasakan cemburu.
Tes-lah aku, tes-lah cintaku.
Kalaupun aku cemburu namun kamu
menemukan kenyamanan baru.
Artinya aku salah meletakan
cemburuku.
Yang perlu kamu tahu.
Aku selalu cemburu dengan
orang-orang yang bisa leluasa memandangmu.
Dengan orang-orang yang membuatmu
tertawa lepas.
Dengan dia yang memberikan
kenyaman baru.
Aku cemburu.
Biarkan aku merasakan cemburu ini
sampai tua nanti.
Inilah bukti cintaku.
*maap, nih, ye, kalo
kalimat-kalimat di atas nggak ada nyambung-nyambunya sama sekali* 😉
Tidak ada komentar:
Posting Komentar