Aku hanya ingin mengucapkan selamat kepadamu. Tidak, kamu
memang tidak sedang ulang tahun. Aku tahu itu. Ulang tahunmu, kan, memang sudah
sebulan yang lalu. Yang saat itu aku beri selamat juga. Namun, selamat yang
kini ingin aku sampaikan, ialah selamat untuk kamu sudah berhasil kembali
membuatku tidak bisa lepas dari ponselku, selamat untuk keberhasilanmu
membuatku merasakan kembali rasa yang dulu pernah ada melalui chat personal,
selamat karena kamu membuat aku sebentar-sebentar menengok setiap kali ponselku
berdering, padahal itu hanya chat
dari grup kelasku. Selamat, ya!
Setelah sekian lama kamu hanya membalas chat-ku hanya dengan kata-kata seadanya. Hanya dengan jawaban yang
tertuju pada inti dari pertanyaanku, tanpa basa-basi seperti dahulu. Tapi aku
tetang senang, kok,karena itu memanglah cara aku untuk menyembuhkan rasa rindu
kepadamu. Aku selalu menanyakan sesuatu kepadamu, hanya dengan tujuan aku dan
kamu bisa kembali pada satu ruang chat
seperti dulu. Iya, aku paham, kok, kenapa kamu seperti itu, kamu membalas
singkat pesanku, bahkan pesanku hanya berujung dengan tanda “R”. Aku tahu, kamu
sedang menjaga hati seseorang yang kini berstatus pacarmu, bukan? Tentang, kamu
tidak perlu mengingatkan aku tentang wanita itu. Tentang posisinya yang jauh
lebih spesial dibandingkan aku yang hanya seseorang yang sempat memendam rasa
kepadamu. Oh, iya, bukan ‘sempat’ karena memang sampai saat ini aku masih
memendam rasa itu.
Tapi, entah apa yang membuat kamu kembali menghubungi ku.
Apakah kamu sedang ada masalah dengan pacarmu? Atau apakah kamu sudah putus
dengan wanita itu? oh, sungguh, kalimatku yang tadi adalah sebuah doaku yang
sering aku ucapkan. Hehehe, maaf, ya, bukan maksud mendoakan kamu yang
jelek-jelek, kok. Tapi kalau boleh aku jujur, aku memang menginginkan kamu
untuk cepat-cepat putus dengan pacarku. Siapa tahu, jika kamu sudah putus kamu
bisa aku miliki. Kau jahat, ya? hehehe.
Namun, apapun alasan yang membawamu kembali ada di deretan
daftar chat-ku, aku tidak perduli. Yang
aku tahu hanyalah bahwa aku begitu bahagia melihat kata-katamu kembali muncul
di layar ponselku. Bukan seperti kemarin-kemarin, aku hanya bisa membaca chat
kita berdua yang telah usang.
Berawal dari kamu meminta pendapatku tentang blog yang sudah
kamu buat setahun lalu. Tapi kenapa, ya, kamu tiba-tiba membahas hal itu?
bukankah dahulu kita memang sempat membahas tentang blog? Jadi apa maksud kamu
membahas kembali tentang blog kepadaku? Ah, tak perduli apakah itu basa-basi
kamu atau memang kamu mau mulai aktif kembali menjadi bloger. Yang aku
perdulikan ialah kehadiran dirimu.
Awalnya aku kira percakapan kita hanya akan berlangsung
sebentar. Namun, ternyata tidak. Aku membalas chat-mu dengan singkat. Namun, kamu yang kemarin, kembali membalas
jawaban singkatku itu. Tak seperti sebelum-sebelumnya, yang hanya kamu baca
tanpa kembali melirik namaku di daftar chat-mu.
Oh, iya, kamu mau tahu gimana perasaanku saat itu? saat aku
kembali membaca ada kalimat tawa dari chat-mu?
Oohh, rasanya aku ini seperti orang yang sedang melayang-layang. Hatiku begitu
lega, namun fikiranku tak pernah tenang setiap kali aku selesai mengirin
balasan untukmu. Rasanya aku ingin sekali kamu cepat membalas balasanku itu.
Aku ingin chat kita numpuk seperti dahulu.
Ah, mungkin chat-mu
memang sebuah candu untukku.
Huh!
Kamu sangat berhasil membuat aku bermimpi indah dua malam
itu, kembali tertawa di hari-hariku. Ya, walau, hanya berjalan 2 hari saja.
Iya, hanya dua hari. Setelah itu, chat
aku hanya muncul tanda “R”. padahal, saat itu aku bertanya kepadamu, lho.
Kamu yang dulu, yang aku kira kembali kepadaku. Teryata
tidak, kamu tetaplah seorang lelaki yang sudah berstatus menjadi pacar orang
lain. Kalaupun aku menjadi pacarmu, aku pasti juga tidak mau melihat pacarku
berhubungan kembali orang yang memendam perasaan kepada pacarku. Hahaha,
makannya aku tak akan pernah memaksa aku dan kamu untuk kembali mejalin
hubungan baik seperti dulu.
Oh iya, ucapan selamatku terhenti karena ceritaku tentang
perbuatanmu 2 hari itu. Hehehe, maafkan aku.
Pokoknya, selamat sekali lagi untuk kamu yang berhasil
membuat aku kembali tersenyum dan kembali sibuk dengan ponselku. Kalaupun suatu
saat kamu sedang ada masalah dengan pacarmu dan butuh “pelarian” maka datanglah
kepadaku. Aku akan setia membalas setiap chat-mu dan juga siap membaca keluah
keasahmu, walau memang sampai saat ini aku tidak pernah mendengar sebuah
keluhan dari dirimu.
Namun, ketika suatu saat aku benar-benar memutuskan untuk
pergi dari kehidupanmu. Tolong, jangan pernah menghubungiku kembali, ya.
Walaupun pada saat itu kamu sudah benar-benar putus dengan pacarmu, atau bahkan
kamu mulai mencintaiku. Karena, mungkin saat itu aku sudah mendapatkan
seseorang yang tidak hanya datang saat membutuhkanku, orang yang benar-benar
mencintaiku, dan orang yang akan membuatku melupakanmu untuk selamanya.
Sekali lagi, selamat, ya! semoga ini ucapan selamatku yang
terakhir untuk perbuatan kamu yang seperti itu.
Aamiin ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar