Sabtu, 05 Desember 2015

UCAPAN SELAMAT UNTUKMU

Aku hanya ingin mengucapkan selamat kepadamu. Tidak, kamu memang tidak sedang ulang tahun. Aku tahu itu. Ulang tahunmu, kan, memang sudah sebulan yang lalu. Yang saat itu aku beri selamat juga. Namun, selamat yang kini ingin aku sampaikan, ialah selamat untuk kamu sudah berhasil kembali membuatku tidak bisa lepas dari ponselku, selamat untuk keberhasilanmu membuatku merasakan kembali rasa yang dulu pernah ada melalui chat personal, selamat karena kamu membuat aku sebentar-sebentar menengok setiap kali ponselku berdering, padahal itu hanya chat dari grup kelasku. Selamat, ya!

Setelah sekian lama kamu hanya membalas chat-ku hanya dengan kata-kata seadanya. Hanya dengan jawaban yang tertuju pada inti dari pertanyaanku, tanpa basa-basi seperti dahulu. Tapi aku tetang senang, kok,karena itu memanglah cara aku untuk menyembuhkan rasa rindu kepadamu. Aku selalu menanyakan sesuatu kepadamu, hanya dengan tujuan aku dan kamu bisa kembali pada satu ruang chat seperti dulu. Iya, aku paham, kok, kenapa kamu seperti itu, kamu membalas singkat pesanku, bahkan pesanku hanya berujung dengan tanda “R”. Aku tahu, kamu sedang menjaga hati seseorang yang kini berstatus pacarmu, bukan? Tentang, kamu tidak perlu mengingatkan aku tentang wanita itu. Tentang posisinya yang jauh lebih spesial dibandingkan aku yang hanya seseorang yang sempat memendam rasa kepadamu. Oh, iya, bukan ‘sempat’ karena memang sampai saat ini aku masih memendam rasa itu.

Tapi, entah apa yang membuat kamu kembali menghubungi ku. Apakah kamu sedang ada masalah dengan pacarmu? Atau apakah kamu sudah putus dengan wanita itu? oh, sungguh, kalimatku yang tadi adalah sebuah doaku yang sering aku ucapkan. Hehehe, maaf, ya, bukan maksud mendoakan kamu yang jelek-jelek, kok. Tapi kalau boleh aku jujur, aku memang menginginkan kamu untuk cepat-cepat putus dengan pacarku. Siapa tahu, jika kamu sudah putus kamu bisa aku miliki. Kau jahat, ya? hehehe.
Namun, apapun alasan yang membawamu kembali ada di deretan daftar chat-ku, aku tidak perduli. Yang aku tahu hanyalah bahwa aku begitu bahagia melihat kata-katamu kembali muncul di layar ponselku. Bukan seperti kemarin-kemarin, aku hanya bisa membaca chat kita berdua yang telah usang.
Berawal dari kamu meminta pendapatku tentang blog yang sudah kamu buat setahun lalu. Tapi kenapa, ya, kamu tiba-tiba membahas hal itu? bukankah dahulu kita memang sempat membahas tentang blog? Jadi apa maksud kamu membahas kembali tentang blog kepadaku? Ah, tak perduli apakah itu basa-basi kamu atau memang kamu mau mulai aktif kembali menjadi bloger. Yang aku perdulikan ialah kehadiran dirimu.

Awalnya aku kira percakapan kita hanya akan berlangsung sebentar. Namun, ternyata tidak. Aku membalas chat-mu dengan singkat. Namun, kamu yang kemarin, kembali membalas jawaban singkatku itu. Tak seperti sebelum-sebelumnya, yang hanya kamu baca tanpa kembali melirik namaku di daftar chat-mu.

Oh, iya, kamu mau tahu gimana perasaanku saat itu? saat aku kembali membaca ada kalimat tawa dari chat-mu? Oohh, rasanya aku ini seperti orang yang sedang melayang-layang. Hatiku begitu lega, namun fikiranku tak pernah tenang setiap kali aku selesai mengirin balasan untukmu. Rasanya aku ingin sekali kamu cepat membalas balasanku itu. Aku ingin chat kita numpuk seperti dahulu.

Ah, mungkin chat-mu memang sebuah candu untukku.

Huh!

Kamu sangat berhasil membuat aku bermimpi indah dua malam itu, kembali tertawa di hari-hariku. Ya, walau, hanya berjalan 2 hari saja. Iya, hanya dua hari. Setelah itu, chat aku hanya muncul tanda “R”. padahal, saat itu aku bertanya kepadamu, lho.

Kamu yang dulu, yang aku kira kembali kepadaku. Teryata tidak, kamu tetaplah seorang lelaki yang sudah berstatus menjadi pacar orang lain. Kalaupun aku menjadi pacarmu, aku pasti juga tidak mau melihat pacarku berhubungan kembali orang yang memendam perasaan kepada pacarku. Hahaha, makannya aku tak akan pernah memaksa aku dan kamu untuk kembali mejalin hubungan baik seperti dulu.
Oh iya, ucapan selamatku terhenti karena ceritaku tentang perbuatanmu 2 hari itu. Hehehe, maafkan aku.
Pokoknya, selamat sekali lagi untuk kamu yang berhasil membuat aku kembali tersenyum dan kembali sibuk dengan ponselku. Kalaupun suatu saat kamu sedang ada masalah dengan pacarmu dan butuh “pelarian” maka datanglah kepadaku. Aku akan setia membalas setiap chat-mu dan juga siap membaca keluah keasahmu, walau memang sampai saat ini aku tidak pernah mendengar sebuah keluhan dari dirimu.

Namun, ketika suatu saat aku benar-benar memutuskan untuk pergi dari kehidupanmu. Tolong, jangan pernah menghubungiku kembali, ya. Walaupun pada saat itu kamu sudah benar-benar putus dengan pacarmu, atau bahkan kamu mulai mencintaiku. Karena, mungkin saat itu aku sudah mendapatkan seseorang yang tidak hanya datang saat membutuhkanku, orang yang benar-benar mencintaiku, dan orang yang akan membuatku melupakanmu untuk selamanya.

Sekali lagi, selamat, ya! semoga ini ucapan selamatku yang terakhir untuk perbuatan kamu yang seperti itu.

Aamiin ^^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar