Minggu, 11 Mei 2014

Panggil Aku Sayang

[PART II]

Hari ini aku mencoba berangkat lebih siang dari kemarin. Aku tidak mau lagi motorku sampai susah keluar akibat berangkat terlalu pagi. Karena aku ingin pulang bersamanya, ya setidaknya bisa mengikutinya dari belakang.            Motor metik yang aku gunakan, aku bawa dengan kecepatan normal. Tidak terlalu berharap untuk bertemu denganya di jalan pagi ini. Merasakan udara pagi yang sejuk, yang masih belum banyak terjamahi oleh polusi-polusi yang diakibatkan dari kendaraan bermotor. Jalanan begitu lenggang. Hanya sedikit truk-truk, kontener, sedan, dan sepeda motor yang ikut jalan bersamaku.
            Namun yang tak diduga terjadi. Aku bertemu dengannya di jalan. Dia masih menggunakan jaket biru dan helm merahnya. Aku yakin itu dia. Tas hitam dengan corak yang sama dengan yang lelaki itu biasa kenakan dan juga nomor polisi motor itu. Ya! itu dia!            Aku ingin mengulang kejadia seperti beberapa waktu lalu. Akhirnya aku menambah kecepatan motorku hingga mendahului motornya. Tak lama ia membalasnya. Kini ia berada di depanku. Bersama motor supranya, ia berjalan lebih cepat. Sampai di sekolah, kondisi seperti itu tetap terjadi. Ia sampai di sekolah lebih dulu.            Saat berbelok ke parkiran, jantungku berdegup lebih kencang dari sebelumnya. Aku parkir tepat di samping motornya. Melihat dia melepaskan helmnya. Aku bisa melihat wajah putihnya dengan jelas. Namun aku tidak mau terlalu terlihat seperti memerhatikannya. Takut ia merasa tak nyaman jika ia tahu aku memerhatikannya sejak tadi.

            Dia pun mulai berjalan keluar parkiran. Masih dengan mengenakan jaket birunya. Melewatiku yang masih berpura-pura membereskan segala atribut seragamku. Setelah melihatnya melewatiku begitu saja ada rasa ingin mengejarnya dan menyapanya. Dan akhirnya aku pun berlari menghampirinya. Mempersiapkan diri untuk mencoba berkomunikasi dengannya.“Kamu suka kebut-kebutan, ya?” tanyaku kepadanya tiba-tiba.Dia tidak terlalu memerhatikan aku yang sudah berjalan di sampingnya.“Hey, ditanya malah nggak jawab!”Langkahnya terhenti. Ia membalikkan badannya. Hingga menghadap ke arahku. Wajahnya seperti penuh dengan tanda tanya. Melihat aku yang mungkin asing di matanya yang tiba-tiba saja bertanya sok akrab.“Nggak juga,” jawabnya singkat dan langsung kembali berjalan menuju kelasnya.Aku pun kembali mengejarnya. Sampai aku berhasil jalan di depannya. Aku sengajakan langkahku berhenti di hadapannya. Menjulurkan tanganku dan berharap dia akan membalasnya dengan hal yang sama.“Kenalkan aku Lia,” ucapku memperkenalkan diri. “Nama kamu, siapa?”Wajah dinginnya masih saja dipasang. Matanya menjulur melihat aku dari bawah hingga atas. Ada rasa risih saat dia memandangi aku seperti itu. Takut dia berfikir yang macam-macam tentangku.“Gue Habibi,” ucapnya singkat tanpa membalas uluran tanganku. Ia pun langsung berjalan melewatiku yang masih mematung di titik yang sama.Padahal aku sudah tahu namanya siapa. Sebenarnya yang jadi tujuan aku itu bisa mengobrol dengannya. Tanpa dia memasang muka dingin dan angkuhnya itu.“Habibi tunggu!” ucapku berteriak dan langsung menghampirinya.Habibi menuruti kata-kataku. Ia berhenti dan berbalik badan. Melihat aku yang tergopoh-gopoh berlari sembari bawa tas gemblok yang gendut berisi banyak barang-barang. Yang kalau orang hanya lihat saja, mereka tahu kalau tas yang aku bawa itu pasti berat.“Apa?” tanyanya saat aku sudah berada di hadapannya.“Nih!” ucapku sambil menjulurkan sebuah pulpen kepadanya. “Aku minta nomor kamu, dong!”Tak ada penolakan memang dari dia, namun muka dinginnya masih saja tidak lepas. Dia mengambil pulpenku. Menuliskan beberapa angka di telapak tanganku. Dan mengembalikan pulpen itu kembali kepadaku. Tanpa berkata apa-apa, dia langsung berbalik badan dan kembali berjalan menjauhiku.“Terimakasih!” teriakku kepadanya.Sebuah uluran jempol  keluar dari tangannya. Yang langsung disusul oleh kepalanya yang menengok ke arahku dan mengeluarkan sebuah senyuman. Senyumnya masih banget!                                                                 ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar