Pengalaman
sebelumnya yang membuat aku kala itu memilih jalan yang sekarang malah
membuatku menjadi serba salah. Aku tertipu oleh pola pikirku sendiri. Berharap mendapatkan
kebahagian dan kenyamanan dalam bekerja, malah yang didapat adalah tekanan baik
batin maupun fisik.
Selalu
ada kalimat “jika saja…” yang terucap. Berharap keadaan akan Kembali ke masa
sebeum aku mengambil keputusan itu. Mungkin kini aku akan tetap baik-baik saja.
Tidak merasakan penyesalan yang teramat.
Tapi
apakah bisa hidup yang kini cukup berantakan bisa diperbaiki, ya setidaknya
sama seperti dulu? Sepertinya jawaban yang akan didapat adalah “mungkin”. Karena
hidup memang selalu disesakan dengan kemungkinan-kemungkinan yang tidak bisa
kita dapat bocoran jawabannya.
Mungkin
saja menjadi lebih buruk.
Mungkin
saja menjadi sama seperti dulu.
Mungkin
saja juga malah menjadi lebih baik.
Tapi
aku pernah baca kutipan dari penulis muda nan berbakat, yaitu Alvi Syahrin. Beliau
menulis di media sosialnya, “Apa yang Allah beri hari ini jauh lebih baik dari
apa yang kita harapkan”.
Setelah
membaca tulisan singkat dan padat itu, fikiranku langsung berubah. Yang tadinya
selalu berkata, “jika saja…” menjadi “alhamdulillah”. Dan bukankah juga ada
firman Allah di surah Al-Baqarah ayat 216, yang memiliki arti, “Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.” Ayat yang indah.
Bodohnya
aku baru merasa ayat tersebut seindah itu setelah membaca kutipan dari Alvi
Syahrin. Astaghfirullah, kemana saja aku selama ini? Sepertinya aku masih
terlalu jauh dari ayat-ayat Allah.
Kini
aku benar-benar merasa menjadi makhluk yang beruntung sebagaimanapun keadaanku
saat ini. Walau aku belum bisa sesukses teman-temanku, walaupun aku masih
sendiri (re:jomlo), walaupun aku masih punya banyak mimpi yang belum terwujud,
walaupun banyak waktuku terbuang untuk membuat konten instagram yang masih
sedikit likes-nya, walaupun follower ku tidak nambah-nambah,
walaupun aku banyak kurangnya baik yang bisa terlihat atau tidak oleh orang
lain, aku tetap merasa beruntung. Karena semua itu adalah jalan yang terbaik
yang Allah berikan kepadaku. Karena Allah pun berfirman dalam surah Al-Baqarah:
286 yang memiliki arti, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya”.
Jadi,
buat apa aku merasa cemas dengan urusan duniawi kalau Sang Pencipta saja menjamin
bebanku tidak akan kalah berat dari kesanggupanku menghadapinya. Namun yang namanya
manusia tetap akan berada di masa-masa stress, insecure,
berhalusinasi berharap banyak hal, mengeluh, marah-marah dengan keadaan yang
ada, tapi kadang tidak bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki, dan berharap
hidup yang kini lebih baik dari yang sebelumnya. Bisa dibilang itu semua
manusiawi. Tetapi kan semua manusia akan Kembali ke Penciptanya. Lalu kenapa
urusan duniawi tidak kita kembalikan ke Pencipta kita?
Libatkan
Allah dalam segala hal, insyaa Allah hidup akan normal dan hati akan tenang.
Sedikit-sedikit
“Ya Allah, aku sedih,” “Ya Allah, aku sakit,” “Ya Allah beri petunjuk-Mu.”
Tapi
ingat juga firman Allah, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu
kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra'd:11). Jadi tetap
berusaha, ya. Aku pun akan berusaha sebaik mungkin. Menjadi diri yang lebih
baik adalah balas dendam ter-epic (re: dendam kepada keputusan di masa
lalu).
SEMANGAT!!!
*tanda serunya 3 biar asik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar